Cara membuat herbarium, sebelum memasuki cara membuat herbarium alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu herbarium itu apa sih?. Nah Herbarium ini merupakan salah satu cara pengawetan pada tumbuhan, supaya suatu tumbuhan tersebut bisa dilihat terus keberadaannya atau untuk tumbuhan obat yang dikeringkan dijadikan sebagai koleksi spesimen-spesimen yang sudah diawetkan serta disimpan untuk kurun waktu yang lama. Herbarium ini terdapat 2 macam yaitu herbarium kering dan herbarium basah.
Cek juga : 7 Tanaman obat keluarga
Fungsi Herbarium
- Herbarium berfungsi sebagai tempat penyimpanan material atau specimen yang digunakan untuk referensi.
- Herbarium berfungsi sebagai identifikasi yakni dengan mencocokan suatu specimen yang belum diketahui namanya dengan koleksi yang telah diketahui.
- Herbarium berfungsi sebagai arbitrar yang mana untuk nama specimen yang benar.
- Dan terakhir herbarium berfungsi sebagai bank data.
Setelah mengenal apa itu herbarium dan juga fungsinya. Nah sekarang mari kita lihat cara membuat herbarium ini yaitu sebagai berikut:
Cara membuat herbarium
Cara membuat herbarium ini bisa dilakukan dengan cara atau metode yang sederhana. Metode itu dibuat dengan peralatan dan juga bahan yang mudah diperoleh sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja. Dengan metode yang sederhana ini pun diharapkan menghasilkan hasil yang maksimal. Cara membuat herbarium yaitu sebagai berikut:
Siapkan alat dan bahan
Langkah pertama yang dilakukan dalam membuat herbarium yaitu mempersiapkan alat beserta bahan yang diperlukan. Alat dan bahan diantaranya yaitu sebagai berikut:
Alat dan bahan untuk pengambilan spesimen:
- Alkohol sekitar 70%. Alcohol ini berfungsi sebagai antibacterial agent
- Kantong plastik transparan yang berfungsi sebagai tempat spesimen yang akan dikoleksi
- Label gantung yang berfungsi sebagai pemberi tanda nomor koleksi pada tiap spesimen. Label ini terbuat dari kertas kalkir yang berukuran 5×3 cm. Kertas ini ditulis dengan menggunakan pensil. Label ini harus selalu tergantung pada specimen tersebut. Kertas kalkir tersebut dapat diganti dengan kertas manila atau kertas cover. Pada tabel ini tercantum data-data seperti nomor spesimen, kolektor, tangan dan juga lokasi.
- Buku catatan yang berfungsi dalam mencatat semua data morfologi spesimen yang dibutuhkan pada saat identifikasi. Data yang dicatat yaitu seperti warna bunga, warna daun, warna batang, bau khas, cara tumbuh, bentuk daun dan lain sebagainya.
- Alat tulis seperti pensil
Alat dan bahan setelah spesimen didapatkan:
- Kertas duplex atau kertas tebal berwarna putih dengan ukuran 42×49 cm
- Spesimen yang sudah diidentifikasi
- Lem yang berfungsi untuk menempelkan spesimen. Lem yang digunakan yaitu merk lem UHU yang mengandung Polyvinyl acetate.
- Amplop kecil yang berfungsi untuk tempat biji, bunga-bunga atau buah yang memiliki ukuran kecil
- Alat tulis seperti tinta waterproof permanent
- Label cetak yaitu label yang berisi semua data lengkap spesimen yang telah diidentifikasi. Label ini ditempel pada bagian kanan bawah di kertas duplex.
- Kertas Koran yang berfungsi sebagai pelapis spesimen pada saat proses pengeringan
- Sasak 1 pasang yang berfungsi sebagai alat pengepresan yang terbuat dari bambu.
- Toples kaca untuk herbarium basah.
- Tali untuk mengikat sasak
Pengumpulan spesimen
Langkah kedua dalam cara membuat herbarium yaitu pengumpulan spesimen yang akan dikoleksi. Spesimen yang akan dikoleksi yaitu seperti spesimen herba, sebab seluruh bagian tanamannya mudah diambil. Setelah didapatkan tanaman yang akan dikoleksi, maka spesimen tersebut mesti dicatat semua data-data morfologinya. Data-data tersebut yaitu warna, bau khas, cara tumbuh dan lain sebagainya. lalu beri nonor koleksi pada setiap label dan gantungkan pada batang spesimennya dan masukkan ke dalam kantong plastik yang berisi alcohol 70%. Berikutnya untuk tiap jenis tanaman yang akan dikoleksi maka dilakukan hal yang sama. Pada perendaman tersebut berfungsi untuk mematikan jamur yang menempel pada spesimen.
Pengawetan
Tahap berikutnya dalam cara membuat herbarium yaitu pengawetan. Setelah spesimen didapatkan, spesimen yang direndam dengan alkohol itu di keluarkan dan dibersihkan secara perlahan supaya bagian yang halus tidak rontok. Lalu siapkan satu lembar kertas koran dan letakkan spesimen di atas koran tersebut. Letakkan semua bagian spesimen dengan teratur agar semua bagian terlihat dengan jelas. Kemudian tutuplah koran dan letakkan diatas sasak dan tutup dengan sasak serta ikat dengan tali sambil ditekan. Letakkan sasak yang sudah siap tadi di tempat yang mendapat cukup sinar matahari. Keberhasilan pada herbarium ini tergantung di proses pengepresan serta proses pengeringan tersebut. Dalam proses pengepresan mesti terus diamati yaitu dibuka setiap hari spesimen tersebut untuk diperiksa hingga benar-benar kering. Setelah kering maka keluarkan spesimen dari koran dan bisa di mulai dengan proses penempelan.
Penempelan
Penempelan spesimen yang sudah kering yaitu proses terakhir pada cara membuat herbarium. Di tahap ini spesimen diletakka dengan rapi dan teratur agar semua bagiannya terlihat jelas dan bisa dipelajari kembali. Sisihkan tempat untuk label cetak pada bagian sebelah kanan bawah dan amplop diatas label cetak. Spesimen yang sudah kering dapat ditempelkan diatas kertas duplex dengan menggunakan lem UHU. Kemudian spesimen diidentifikasi dengan menggunakan kunci determinasi dan tempelkan label cetak yang telah diis lengkap. Herbarium tersebut disimpan di tempat yang kering atau di dalam lemari yang memiliki ventilasi. Keluarkan herbarium dari tempat penyimpanan secara sering dan angina-angin beberapa saat suapaya menghindari keadaan yang terlalu lembab.
Untuk herbarium basah ini menggunakan toples, dimana nomor koleksi sama dengan spesimen kering. Setelah didapatkan spesimennya, maka spesimen dibersihkan dari kotoran yang menempel dan diberi label gantung. Pada bagian luar toples ditempel data morfologinya. Spesimen yang bisa dibuat herbarium basah diantaranya yaitu buah, biji, kaktus, anggrek dan juga bunga.