Berat badan yang ideal adalah sebuah mimpi dari setiap orang, selain bagus untuk penampilan tetapi mempunyai berat badan yang ideal adalah salah satu ciri hidup sehat, lalu bagaimana cara menghitung berat badan ideal?. Cara menghitung berat badan ideal sangatlah penting agar kita dapat mengetahui apakah badan kita sudah ideal atau belum. Karena kekurangan atau kelebihan berat badan seseorang bisa memberi dampak timbulnya beberapa maslaah kesehatan. Ada beberapa cara untuk menghitung berat badan ideal yaitu diangtaranya dengan BMI, lingkar pinggang, dengan rasio lingkar pinggang ke pinggul, dan bisa juga dengan rasio lingkar pinggang ke tinggi badan. Mengetahui berat badan ideal perlu diperhatikan, karena mempunyai berat badan yang ideal dan normal lebih mengacu pada keadaan dimana tubuh yang cenderung sehat. Memiliki tubuh yang ideal merupakan upaya memiliki tubuh yang sehat agar tetap dapat beraktivitas dengan normal.Â
Cek juga : 9 cara diet sehat dan murah
Berikut cara menghitung berat badan ideal:
Menghitung berat badan dengan BMI
Cara menghitung berat badan ideal yang pertama dengan BMI, yaitu dengan membagi berat badan kita (kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (meter).
Contohnya adalah berat badan kita sekitar 50 kg dan tinggi badan kita sekitar 1,5 m, BMI maka kita adalah 22,2
Jika masih belum paham dengan metode tersebut, bisa menggunakan kalkulator BMI, kalkulator BMI banyak ditemukan di internet. Khususnya untuk remaja dan anak-anak, bisa menggunakan kalkulator BMI anak dan remaja. Disamping itu juga, menghitung BMI juga dapat menggunaan bantuan layanan kesehatan. Berdasarkan BMI, kita dapat menghitung dan mengetahui berat badan ideal atau tidak dengan rincian sebagai berikut:
Jika berat badan kurang: BMI kurang dari 18,5
Jika berat badan sehat atau normal: BMI 18,5 hingga 24,9
Jika kegemukan: BMI 25,0 sampai 29,9
Jika obesitas: BMI 30,0 atau bisa jadi lebih dari itu
Berdasarkan Medical News Today menyebutkan bahwa, meskipun bisa mempertimbangkan tinggi badan, BMI tidak memperhitungkan faktor-faktor lain seperti lingkar pinggang atau pinggul, proporsi tubuh, atau distribusi lemak proporsi massa otot. Padahal faktor tersebut dapat memberikan dampak pada kesehatan.
Atlet berperforma tinggi cenderung memiliki tubuh yang sehat dan bugar dan tidak memiliki banyak lamak dalam tubuhnya, para atlet tersebut bisa saja memiliki BMI yang tinggi karena mereka memiliki lebih banyak massa otot, tetapi tidak berarti memiliki kelebihan berat badan.
Namun alangkah baiknya jika BMI ini sebaiknya tidak dijadikan sebagai satu-satunya acuan ukuran bagi seseorang untuk menilai apakah berat badan yang dimiliki ideal atau tidak karena masih ad acara lain untuk meyakinkan timbangan untuk mendapatkan berat badan yang ideal.
Menghitung berat badan dengan lingkar pinggang
Cara menghitung berat badan ideal yang selanjutnya dengan mengacu pada lingkar pinggang, mengukur berat badan idel menggunakan lingkar pinggang berguna untuk memperkirakan berat badan dengan lebih mudah. Adanya lemak berlebihan dalam perut dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan contohnya seperti penyakit jantung dan juga diabetes. Yang berarti dengan menghitung berat badan ideal dengan lingkar pinggang, kita bisa memperkirakan apakah kita berpotensi memiliki risiko penyakit yang lebih serius terkait obesitas. Pria idealnya memiliki lingkar pinggang tidak lebih dari 101 cm, sedangkan untuk wanita khususnya yang tidak hamil idealnya memiliki lingkar pinggang kurang dari 88 cm.
Cara mengukur lingkar pinggang agar lebih akurat, bisa menggunakan cara:
- Berdiri tegak, kemudian lingkarkan pita pengukur di tengah, tepatnya di atas tulang pinggul
- Pastikan letakkan pita pengukur tersebut secara horizontal di sekitar pinggang
- Kemudian ukur lingkar pinggang, setelah menghembuskan nafas.
Menghitung berat badan dengan rasio lingkar pinggang ke pinggul
Upaya dalam menghitung berat badan ideal yang selanjutnya adalah dengan rasio lingkar pinggang ke pinggul, pengukuran pinggang ke pinggul (WHR) merupakan salah satu cara menghitung berat badan ideal dengan membandingkan ukuran pinggang dengan bagian pinggul. Berdasarkan penelitian, menyebutkan bahwa orang yang memiliki lebih banyak lemak di tubuhnya memiliki risiko yang tinggi dalam emngembangkan penyakit kardiovaskular dan juga diabetes. Semakin tinggi ukuran pinggang seseorang, sebanding dengan pinggul, akan semakin besar risiko yang ditimbulkan. Rasio pinggang lingkar pinggang ke pinggul dapat menjadi salah satu cara mengukur berat badan ideal. Upaya cara menghitung berat badan dengan rasio lingkar pinggang adalah sebagai berikut:
- Lakukan pengukuran lingkar pinggang di bagian tersempit, biasanya di atas pusar
- Bagi ukuran pinggang dengan ukuran di sekitar pinggul
- Lalu jika ukuran pinggangnya sekitar 71 cm dan ukuran pinggulnya sekitar 91 cm, maka akan menghasilkan hasil bagi 71 dengan 91, yang menghasilkan angka 0,78.
Pada umumnya bentuk tubuh wanita dan pria memiliki bentuk yang berbeda, pada laki-laki rasio di bawah 0,9 dianggap memiliki kesehatan kardiovaskular yang rendah, 0,9 sampai 0,99 berisiko sedang, dan rasio dengan 1,0 dianggap memiliki risiko tinggi. Meskipun metode tersebut diyakini sebagai predictor serangan jantung dan risiko keseshatan yang lainnya yang lebih baik dari pada BMI, rasio pinggang ke pinggul tidak begitu akurat mengukur total lemak pada tubuh seseorang.
Menghitung berat badan dengan rasio lingkar pinggang ke tinggi badan
Cara menghitung berat badan ideal yang terakhir adalah dengan rasio lingkar pinggang ke tinggi badan (WtHR), seseorang yang memiliki ukuran pinggang kurang dari setengah tinggi badannya memiliki risiko lebih rendah terkena maslaah kesehatan. Cara menghitung rasio pinggang ke tinggi badan adalah sebagai berikut:
- Bagi ukuran pinggang dengan tinggi badan. Jika menunjukkan hasil 0,5 atau kurang, dapat disimpulkan memiliki berat badan yang sehat
- Untuk seorang wanita dengan ukuran tinggi badan minimal 163 cm, idealnya memiliki ukuran pinggang di bawah 81 cm.
- Dan untuk seorang pria dengan tinggi badan minmal 183 cm, idealnya memiliki ukuran pinggang di bawah 91 cm.
Menurut penelitian yang melibatkan statistika untuk 300.000 orang dari kelompok etnis yang berbeda, menyebutkan bahwa metode rasio pinggang ke tinggi badan lebih baik dari pada metode BMI dala upaya memprediksi timbulnya serangan jantung, stroke, hipertensi, sertga diabetes.